Pages

Welcome to My Blog

Thank's For Ur coming........
Hope you'll enjoy it

Jumat, 06 April 2012

LAPORAN UNIT Fertilisasi


HALAMAN PENGESAHAN

            Laporan Lengkap Praktikum Perkembangan Hewan dengan Judul “Fertilisasi”  yang disusun oleh :
            Nama               : Trisnawati
            NIM                : 091404006
            Kelas/Klp        : A /VII
            Jurusan            : Biologi
            Telah diperiksa dan diteliti oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.

                                                                                                                 Makassar,      Januari    2011
           Koordinator  Asisten                                                                                    Asisten

           Nurul Magfirah, S.Pd                                                                    Muh.  Rizaldy Trias Jaya Putra                                                                                                                               Nim:  081404024



Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab




Drs. Adnan, M.S
NIP : 1965 02 201 1988 03 1 003



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Asal mula terbentuknya makhluk hidup adalah bersatunya ( meleburnya inti) dua sel kelamin dari induk betina (sel telur) dan jantan (sel sperma).  Proses peleburan tersebut dinamakan dengan fertilisasi. Fertilisasi pada makhluk hidup berlangsung dengan dua cara, ada yang melalui fertilisasi internal misalnya hewan darat  dan ada pula melalui fertilisasi eksternal misalnya hewan akuatik. Proses fertilisasi akan menghasilkan zigot. Zigot hasil fertilisasi inilah yang akan terus berkembang menjadi embrio dan melalui serangkaian tahapan pembelahan sampai terbentuk individu yang sebenarnya.
Pada mamalia, umumnya fertilisasi tersebut terjadi di dalam tubuh induknya, Mencit atau Mus musculus ialah salah satu hewan mamalia yang melakukan proses fertilisasi internal atau terjadi di dalam tubuh individu betina. Sebelum terjadinya proses fertilisasi ini hal yang menarik adalah peristiwa prafertilisasi. Peristiwa ini ditandai dengan kharakteristik yang khas, yaitu peristiwa estrus pada hewan betina. Terdapat perilaku yang khas dalam tiap fase dalam masa estrus pada mencit ini.  Pertemuan  kedua gamet terjadi di dalam saluran reproduksi betina.
Fertilsasi itu sendiri amat dipengaruhi oleh siklus reproduksi pada hewan betina. Oleh karenanya penting bagi kita sebagai mahasiswa untuk melakukan pengamatan terhadap fertilisasi tersebut. Dimulai dari pengamatan terhadap siklus reproduksi betina, dalam hal ini siklus estrus pada mencit. Agar kita dapat lebih mengetahui kapan fase estrus tersebut, dan bagaimana ciri-ciri seekor mencit yang sedang dalam fase estrus. Begitu pula pada saat telah hamil, mencit tersebut akan menunjukkan ciri khusus, misalnya terbentuknya sumbat vagina. Pengamatan secara langsung tersebut akan memudahakan kita untuk dapat lebih memahami proses fertilisasi yang terjadi pada makhluk hidup, khususnya pada mencit
B.     Tujuan Praktikum
1.      Dapat memahami dan meiliki keterampilan dalam mengawinkan mencit
2.      Memiliki pemahaman yang lebih  baik mengenai proses fertilisasi pada mamlia
C.    Manfaat Praktikum
Manfaat dilaksanakannya praktikum ini ialah agar mahasiswa dapat memahami dan memiliki keterampilan yang baik dalam mengawinkan mencit dan agar mahasiswa dapat memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai proses fertilisasi pada mamalia.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tahap yang mengawali proses perkembangan hewan setelah gametogenesis adalah fertilisasi. Proses ini mempertemukan kedua macam gamet dan sekaligus mempertahankan jumlah kromosom anakan tetap diploid seperti induknya. Proses perkawinan pada mamalia melibatkan perilaku seksual yang khas yang dikendalikan oleh hormon seks. Selain itu, hormon seks juga mempengaruhi siklus reproduksi pada hewan betina. Hewan betina pada umumnya menjadi reseptif terhadap hewan jantan pada saat berada pada tahap/masa estrus. Setelah diketahui bahwa mencit betina berada pada tahap/masa estrus, maka mencit betina dipelihara dalam satu kandang dengan seekor mencit jantan agar terjadi perkawinan. Mencit betina yang bunting dipisahkan dari mencit betina dan dipelihara hingga melahirkan. Fertilitas betina diamati berdasarkan jumlah implantasi dan jumlah anakan (Adnan, 2010).
            Masuknya spermatozoa ke dalam ovum disebut pembuahan. Setelah spermatozoa masuk, ovum jadi berhasil tumbuh jadi individu baru. Disebut juga dengan istilah fertilisasi. Ovum yang sudah dibuahi disebut zigot. Perkataan itu berarti berpasangan atau berhubungan. Berasal dari peristiwa berpasangannya kedua pihak kromosom gamet, yakni pihak jantan atau patroklin dan pihak betina  atau matroklin. Masing-masing gamet mengandung 1 N kromosom disebut haplont. Setelah terjadi pembuahan zigot terdiri dari sel yang 2N disebut diplont. Zigot pun mengalami pertumbuhan embryologis (Yatim, 2000).
Pembuahan, proses penyatuan gamet pria dan wanita , terjadi di ampulla tuba fallopi. Bagian ini adalah bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium. Spermatozoa dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama kira-kira 24 jam. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Perlu diingat bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum mampu membuahi oosit (Anonim, 2010).
Spesies yang melakukan fertilisasi eksternal umumnya menghasilkan banyak sekali zigot, tetapi perbandingan yang bertahan hidup dan berkembang lebih lanjut seringkali sangat sedikit jumlahnya. Fertilisasi internal umumnya menghasilkan lebih sedikit zigot, tetapi hal tersebut bias diimbangi oleh perlindungan yang lebih besar pada embro dan pemeliharaan dan pengawasan yang lebih besar atas anak oleh induk jenis utama perlindungan meliputi cangkang telur yang resisten, perkembangan embrio di dalam saluran reproduksi induk betina, dan pemeliharaan telur dan keturrunan oleh induk   (Campbell, 2004).
Fertilisasi mulai bila sperma mulai benar-benar melekat pada telur. untuk itu, sperma melepaskan enzim pencerna yang membuat lubang pada lapisan protein pelengkap dan pada beberapa spesies pada sel-sel folikel sisa, yang biasanya menyelubungi telur. kemudian sel sperma memasuki telur. telur dalam hal ini terlihat memainkan peran penting, karena sperma terlihat tertarik ke dalam. Unsur sitoplasmanya disusun kembali dengan cepat ( Claude, 2003).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.    Waktu Praktikum
Hari/tanggal          : Selasa/ 04 – 28 Desember   2010
Waktu                   : Pukul 09.10 s.d 10.00 WITA
Tempat                  : Green House dan Laboratorium Biologi, Lantai II sebelah Timur FMIPA UNM
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat :
a.       Kandang mencit                                       
b.      Papan seksi
c.       Alat bedah
d.      Botol minum mencit
e.       Timbangan
2.      Bahan
a.       Mencit betina dan mencit jantan
b.      Sekam
c.       Makanan mencit
d.      Air
C.    Prosedur Kerja
1.      Mengawinkan mencit
a.       Memelihara seekor mencit yang sedang estrus dengan seekor mencit jantan dalam satu    kandang, agar mencit tersebut dapat berkopulasi.
b.      Memeriksa sumbat vagina mencit betina pada pagi hari menandakan bahwa mencit telah kawin.
c.       Menimbang berat badan mencit yang telah hamil tiap hari, untuk memastikan bahwa mencit telah mengalami proses kehamilan.
d.      Memberi makanan berupa pellet dan air minum secukupnya, serta mengganti sekam secara periodik untuk menjaga sanitasi lingkungan
2.      Pengamatan Fertilisas Mencit Betina
a.       Mematikan mencit betina bencit yang telah hamil pada hari yang telah ditentukan. Mengamati jumlah fetus hidup dan mati, implantasi korpus luteum dan seekor lagi dibiarkan melahirkan alami.
b.      Untuk pengamatan jumlah fetus hidup dan korpuis luteum adalah dengan membedah mencit yang telah dimatikan pada bagian abdomennya, sehingga uterusnya kelihatan.
c.       Menghitung jumlah fetus pada uterus dan mencatat jumlah untuk masing- masing tenduk uterus.
d.      Menyentuh fetus tersebut untuk mengetahui apakah fetus mati atau hidup.
e.       Membuka uterus dan mencatat /mencari implantasi yang resorpsi.
f.       Menghiutng jumlah dari masing tanduk uterus.
g.      Mengambil kedua ovarium mencit tersebut dan menghiutng jumlah korpus luteum dari masing-masing ovarium
h.      Untuk menghiutng jumlah anakan adalah dengan menghitung jumlah anak yang lahir pada mencit yang dibiarkan melahirkan secara alami dan mencatat data yang diperoleh


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan

a.   Gambar ovarium kontrol

Kelompok I
Kelompok 2
Kelompok 3
Photo1039.jpgPhoto1037.jpg
Photo1150.jpg






b.      Fetus Mencit

Photo1149.jpg



c.       Tabel Berat Badan Mencit
Kelompok VII
No
Hari/Tanggal
Berat Badan
Keterangan
1
Sabtu/04 Desember 2010
22.3 gram
Belum hamil
2
Minggu/05 Desember 2010
26,8 gram
Belum hamil
3
Senin/06 Desember 2010
21,9 gram
Belum hamil
4
Selasa/07 Desember 2010
23,0 gram
Belum hamil
5
Rabu/08 Desember 2010
22,8 gram
Belum hamil
6
Kamis/09 Desember 2010
22,3 gram
Belum hamil
7
Jumat/10 Desember 2010
22,5 gram
Belum hamil
8
Sabtu/11 Desember 2010
22,5 gram
Belum hamil
9
Minggu/12 Desember 2010
22,4 gram
Belum hamil
10
Senin/13 Desember 2010
22,4 gram
Belum hamil
11
Selasa/14 Desember 2010
22,8 gram
Belum hamil
12
Rabu/15 Desember 2010
22,9 gram
Belum hamil
13
Kamis/16 Desember 2010
22,9 gram
Tidak hamil
14
Jumat/17 Desember 2010
22,4 gram
Tidak hamil
15
Sabtu/18 Desember 2010
21,5 gram
Tidak hamil
16
Minggu/19 Desember 2010
22,0 gram
Tidak hamil
17
Senin/20 Desember 2010
23,9 gram
Tidak hamil
18
Selasa/21 Desember 2010
22,5 gram
Tidak hamil
19
Rabu/22 Desember 2010
22,6 gram
Tidak hamil
20
Kamis/23 Desember 2010
23,2 gram
Tidak hamil
21
Jumat/24 Desember 2010
24,2 gram
Tidak hamil
22
Sabtu/25 Desember 2010
21,9 gram
Tidak hamil
23
Minggu/26 Desember 2010
22,1 gram
Tidak hamil
24
Senin/27 Desember 2010
24,2 gram
Tidak hamil




c.       Analisis Data
1.      Jumlah korpus luteum             : 9
2.      Jumlah implantasi                    : 9
3.      Jumlah fetus kanan                 : 5
4.      Jumlah fetus kiri                      : 4
5.      Jumlah fetus hidup                  : 9
6.      Jumlah fetus mati                    : 0
7.      Embrio yang diresorbsi           : 1
8.      Kehilangan gestasi                  : 0  

     Persentase
a.       Persentase implantasi (%)         = 
                                                                               =         
                                                                               =  1%
b.      Persentase kematian pasca implantasi (%)
 =
                 =    
 =     0,11  %
c.       Persentase kehilangan gestasi (%)
 =  
 =    = 0%               
d.      Persentase fetus mati (%)         =   
                                                                               =                         
                                                                               = 0 %
e.       Persentase fetus hidup (%)      =
                                                                                =                        
                                                                                =100 %
f.       Embrio yang direbsorbsi (%)    =
                                                                                                                          = = 0,11%

g.      Grafik berat badan mencit (Mus musculus)

d.      Pembahasan
             Pada saat melakukan praktikum fertilisasi dan reproduksi perkembangan embrio mencit, kelompok kami mengalami kegagalan. Mencit betina yang telah kami satukan dengan mencit jantan dalam beberapa hari ternyata tidak hamil. Pada awalnya, kami mengira bahwa mencit kelompok kami telah hamil, hal ini disebabkan karena adanya sumbat vagina yang kami temukan pada mencit betina, namun seiring berjalannya waktu ternyata mencit tersebut tidak hamil, peristiwa ini disebut dengan kehilangan gestasi. Kegagalan  ini  mungkin disebabkan oleh berbagai factor diantaranya :   
1.      Mencit  betina tidak dalam keadaan  estrus pada saat terjadi penyatuan dengan mencit jantan
2.      Mencit sedang mengalami stress
3.      Usia mencit  betina belum cukup untuk dapat melakukan reproduksi  
4.      Kondisi dari lingkungan tempat tinggal mencit yang kurang memadai
5.      Mencit jantan mungkin tidak tertarik pada mencit betina
             Menurut teori (Adnan, 2009), fertilisasi yang terjadi pada mencit adalah fertilisasi secara internal. Fertilisai yang terjadi pada mencit betina yang sedang dalam masa estrus akan menghasilkan zigot. Fase estrus pada mencit dapat diamati dengan melihat vulva mencit yang berwarna kemerahan dan bengkak. Sednagkan mencit yang telah hamil dapat diketahui denag terbentuknya sumbat pada vagina mencit.
             Hewan dimana fertilisasinya berlangsung secara internal, perjalanan sperma di luar tubuh tidak berlangsung. Pada mamalia, sperma diantarkan ke saluran kelamin betina melalui alat kelamin khusus yang sangat terspesialisasi yang disebut penis. Sperma yang telah memasuki saluran kelamin betina selanjutnya meneruskan perjalanannya menuju tempat berlangsungnya fertilisasi. Fertilisasi tersebut dapat terjadi pada bagian anterior tuba vallopi dan dapat pula berlangsung pada bagian posterior tuba vallopi.
             Kecepatan pergerakan sperma di dalam saluran kelamin betina tergantung pada speciesnya. Pada mencit berkisar 15 menit. Pada mamalia, sperma yang telah mengalami kapasitasi terikat secara khusus pada glikoprotein yang terdapat pada zona pellusida. Selanjutnya soerma mengalami reaksi akrosom dan vesikula-vesikula akrosom melepaskan enzim-enzim yang dikandungnya. Sejumlah enzim hidrolitik yang dilepaskan membantu sperma menembus zona dan selanjutnya membran telur berfusi dengan membran sperma. Hal ini menyebabkan inti sel sperma dapat bersatu dengan membran plasma sel telur setelah tabung fertilisasi terbentuk. Hal ini menyebabkan telur menjadi aktif, granula-granula korteks dilepaskan dan melebur membentuk membran fertilisasi.

BAB V
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.      Mencit betina akan melakukan perkawinan dengan mencit jantan apabila mencit betina berada dalam fase estrus.
2.      Zigot hasil fertilisasi akan tumbuh menjadi embrio yang akan menempel atau terimplantasi pada dinding uterus
B.     Saran
1.      Praktikum sehaarusnya lebih teliti dan serius dalam meakukan praktikum.
2.      Sebaiknya asisten senantiasa mendampingi praktikanya pada saat praktikum berjalan agar praktikan dapat megajukan pertanyan pada asisten apabila mereka menemui kesulitan.
3.      Sebaiknya pihak laboratorium memperbaharui peralatan- peralatan lab yang biasa digunakan dalam praktikum, agar praktikum dapat berjalan sebagaimana mestinya.


DAFTAR PUSTAKA


Adnan. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi Fmipa UNM.
Anonim.2010.Fertilisasi.http://gurungeblog.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 Januari 2010.
Campbell, Neil A., Reece, Jane B., Mitchell. 2004. Biologi Jilid 3 edisi ke lima. Jakarta: Erlangga.
Claude, dkk. 2003. Zoologi Umum. Jakarta : Erlangga
Yatim. 2000. Embriologi. Bandung : Tarsito

0 komentar:

Posting Komentar