Pages

Welcome to My Blog

Thank's For Ur coming........
Hope you'll enjoy it

Senin, 16 April 2012

PAPER ABOUT LKS (WORKSHEET)


A. PENGERTIAN LKS
       Depdiknas (dalam Darusman, 2008:17) menyatakan bahwa LKS adalah lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan yang terprogram. Sedangkan Shadiq (dalam Andayani, 2005:9) mendefinisikan LKS sebagai lembaran duplikat yang dibagikan guru kepada siswa di suatu kelas untuk melakukan kegiatan atau aktivitas belajar mengajar. Lembaran ini berisi petunjuk, tuntunan pertanyaan dan pengertian agar siswa dapat mempeluas serta memperdalam pemahamannya terhadap materi yang dipelajari.
Sehingga dapat dikatakan bahwa LKS merupakan salah satu sumber belajar yang berbentuk lembaran yang berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran, petunjuk mengerjakan pertanyan-pertanyaan dan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab siswa.

B.  FUNGSI LKS
Rustaman menyatakan bahwa: penggunaan LKS memiliki fungsi :
1.   Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan membantu siswa memperoleh dan mengembangkan konsep atau prinsip pengajaran.
2.  Sebagai perangkat pembelajaran, LKS digunakan untuk memperlancar dan mempermudah memberi pemahaman konsep-konsep pelajaran.
3.  Dengan LKS siswa dapat mengembangkan keterampilan proses dan diharapkan mampu membangun sendiri struktur pengetahuannya dari data-data yang diperolehnya melalui pengamatan dalam mengamati
4.  Melalui LKS siswa dimotivasi untuk lebih kreatif menemukan jawaban atas keingintahuannya dan meningkatkan kemampuan berfikir, mengobservasi, dan mengkomunikasikan serta berbagai aktivitas lainnya.

C. STRKTUR/ISI/KOMPONEN LKS
Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut:
•  Judul, mata pelajaran, semester, tempat
•  Petunjuk belajar
•  Kompetensi yang akan dicapai
•  Indikator
•  Informasi pendukung
•  Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
•  Penilaian

D. MACAM-MACAM LKS
Menurut Sadiq (dalam Widiyanto, 2008:14) LKS dapat dikategorikan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a.  Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur.
Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik.
b.  Lembar Kerja Siswa Berstruktur.
Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa.
      Berdasarkan isinya ada dua macam LKS yaitu berisi narasi atau gambar yang diberi keterangan –keterangan dan LKS yang berisi gabungan antara narasi dan gambar yang diberi keterangan –keterangan.
       Berdasarkan langkah kerjanya ada LKS resep dan bukan resep. LKS resep, langkah kerjanya ditulis secara terperinci. Sedangkan LKS bukan resep langkah kerjanya ditulis dengan pertanyaan-pertanyaan pengarah.
    Berdasarkan mtodenya, ada LKS eksperimen dan LKS non-eksperimen. LKS eksperimen yaitu LKS yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan eksperimen dan dapat memuat semua jenis keterampilan proses. Sedangkan LKS non-eksperimen adala LKS yang dijadikan pedoman untuk memahami konsep atau prinsip tanpa melakukan eksperimen dan hanya memuat keterampilan proses tertentu, misalnya meyimpulkan, menjelaskan, menafsirkan, atau menginterpretasikan. Penyajiannya dilakukan melalui diskusi, tanya jawab, dan demonstrasi.
    Johnstone dan Shauaili (2001) mengungkapkan bahwa LKS eksperimen dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk yaitu LKS ekspositori, LKS inkuiri, LKS penemuan (discovery), dan LKS berbasis masalah.
1.   LKS ekspositori
Karakter yang dimiliki LKS ekspositori adalah:
·        Hasil pengamatan sudah ditetapkan sebelumnya sehingga siswa dan guru tahu hasil akhir yang diharapkan
·        Pendekatannya deduktif, yaitu siswaa menerapkan prinsip umum untuk memahami fenomena yang spesifik.
·        Prosedurnya telah dirancang oleh guru, siswa tinggal melaksanakan percobaan dengan mengikuti prosedur tersebut
2.  LKS inkuiri
Karakter yang dimiliki LKS inkuiri adalah:
·        Hasil pengamatan belum ditetapkan sebelumnya sehingga hasil pengamatan oleh siswa dapat beragam
·        Pendekatannya bersifat induktif, yaitu dengan mengamati contoh yang kompleks/ khusus , siswa mendapat prinsip umum.
·        Prosedur pada LKS dirancang dan dikembangkan sendiri oleh siswa
3.  LKS discovery
Karakter yang dimiliki  oleh LKS discovery adalah:
·        Hasil yang didapatkan sudah ditetapkan sebelumnya, namun hanya guru yang mengetahuinya
·        Pendekatannya bersifat induktif, yaitu dengan mengamati contoh yang kompleks / khusus, siswa mendapat prinsip umum
·        Prosedur telah dirancang oleh guru, siswa tinggal melaksanakan percobaan.
4.  LKS berbasis masalah
Karakter yang dimiliki  oleh LKS berbasis masalah adalah:
·        Hasil pengamatan sudah ditentukan sebelumnya, namun hanya guru yang mengetahui dan siswa belum mengetahuinya
·        Pendekatannya deduktif, yaitu menerapkan prinsip umum untuk memahami fenomena yang spesifik
·        Prosedur dirancang sendiri oleh siswa.

Senin, 09 April 2012

Sistem Pernapasan Manusia


Respirasi adalah proses yang menghasilkan energi dari glukosa yang terjadi di dalam sel. Sering terjadi kerancuan antara istilah pernapasan dan respirasi. Bernapas adalah proses memasukkan dan mengeluarkan udara dari paru-paru. Respirasi adalah proses penggunaan oksigen di dalam sel untuk menghasilkan energi. Pada akhir proses ini, dihasilkan limbah berupa gas karbondioksida. Gas tersebut akan dibawa darah ke paru-paru
Sistem pernapasan manusia dimulai dari rongga hidung-nasofaring-laring-trakea-bronkus-bronkiolus-alveolus-paru-paru.
Gambar 1, Organ pernapasan Manusia
Berikut ini akan, dijelaskan satu persatu organ-organ pernapasa manusia:
1.  Rongga Hidung
Udara yang masuk ke dalam hidung (inspirasi) akan dibersihkan, dilembabkan, atau dihangatkan sesuai dengan suhu tubuh. Rambut-rambut di dalam rongga hidung menangkap debu yang terdapat di udara. Lubang hidungmu berhubungan dengan rongga hidung. Rongga hidung merupakan tempat di mana udara dilembabkan dan dihangatkan. Kelenjar mukus menghasilkan lapisan lendir. Lapisan tersebut menangkap debu dan serbuk halus yang lain. Proses ini membantu menyaring udara yang kamu hirup. Pada dinding rongga hidung juga terdapat struktur seperti rambut kecil yang disebut silia yang menggerakkan mukus dan menangkap benda-benda yang menuju ke belakang kerongkongan.
Dari rongga hidung udara yang hangat dan lembab selanjutnya masuk ke faring. Faring adalah suatu saluran yang menyerupai tabung sebagai persimpangan tempat lewatnya makanan dan udara. Faring terletak di antara rongga hidung dan kerongkongan. Pada bagian ujung bawah faring terdapat katup yang disebut epiglotis. Epiglotis merupakan katup yang mengatur agar makanan dari mulut masuk ke kerongkongan, tidak ke tenggorokan. Pada saat menelan, epiglotis menutup laring. Dengan cara ini, makanan atau cairan tidak bisa masuk ke tenggorokan




2. Laring (pangkal tenggorokkan)
merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). Laring tersusu atas tulang rawan yang berupa lempengan dan membentuk struktur jakun. Pada pangkal larink terdapat selaput suara. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paru-paru.
3. Trakea (tenggorokan)

Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan kerongkongan. Batang tenggorokkan berbentuk pipa dengan panjang 10 cm. dinding trakea terdiri atas 3 lapisan, lapisan dalam berupa epithel bersilia dan berlendir. Lapisan tengah tersusun atas cincin tulang rawan dan berotot polos. lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. Cincin tulang rawan berfungsi untuk mempertahankan bentuk pipa dari batang tenggorokkan, sedangkan selaput lendir yang sel-selnya berambut getar berfungsi menolak debu dan benda asing yang masuk bersama udara pernapasan. Akibat tolakan secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin.

4. Paru-Paru
Pada ujung bawah tenggorokan terdapat dua percabangan yang disebut bronkus yang membawa udara menuju ke paru-paru. Paru-paru menempati sebagian besar ruangan rongga dada. Di dalam paru-paru bronkus bercabang-cabang membentuk saluran yang semakin kecil ukurannya. Saluran yang terkecil disebut bronkiolus. Pada setiap bronkiolus terdapat segerombol kantung kecil seperti anggur , berdinding tipis yang disebut alveolus. Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida terjadi di antara alveolus dengan kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin dan diedarkan ke seluruh tubuh. Seiring dengan kejadian tersebut, gas karbondioksida dikembalikan oleh sel-sel tubuh melalui kapiler darah. Karbondioksida akan meninggalkan tubuhmu pada saat mengeluarkan napas.




Minggu, 08 April 2012

RPP sistem pencernaan kelas 2 SMP


RPP Biologi SMP : Sistem Pencernaan
Sekolah                                   : SMP Negeri 1 Makassar
Kelas/Semester                       : VIII /1
Mata Pelajaran                        : IPA-Biologi
Materi Pembelajaran               : Sistem Pencernaan Manusia
Waktu                                     : 1 × 40 Menit

Standar Kompetensi
1.   Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar
1.4.  Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator
Kognitif:
a.   Produk
1.      Menyebutkan organ-organ sistem pencernaan manusia (C1)
2.      Membedakan pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi (C2)
3.      Membedakan  saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan pada sistem pencernaan manusia.(C2)
4.      Menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi di dalam organ-organ pencernaan. (C2)
b.   Proses
1.      Menganalisis gambar sistem pencernaan manusia (C4)

Psikomotorik :
1.      Melakukan pengamatan terhadap organ-organ penyusun sistem pencernaan dengan menggunakan alat bantu berupa gambar-gambar sistem pencernaan.
Afektif:
a. Karakter
1.      Tanggung jawab: siswa bertanggung jawab dalam melakukan tugas kelompok
2.      Tepat waktu: siswa tepat waktu dalam mengerjakan tugas kelompok
b. Keterampilan Sosial
1.      Komunikasi: siswa dapat berkomunikasi dalam kelas
2.      Menghargai pendapat: siswa dapat menghargai pendapat temannya saat presentasi
3.      Bekerja sama: siswa dapat bekerja sama dalam kelompok


A. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
a.      Produk
1.      Siswa dapat menyebutkan organ-organ sistem pencernaan manusia (C1)
2.      Siswa dapat membedakan pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi (C2)
3.      Siswa dapat membedakan  saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan pada sistem pencernaan manusia.(C2)
4.      Siswa dapat menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi di dalam mulut.
5.      Siswa dapat menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi di dalam kerongkongan.
6.      Siswa dapat menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi di dalam lambung.
7.      Siswa dapat menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi di dalam usus halus.
8.      Siswa dapat menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi di dalam usus besar
b.      Proses
1.      Siswa dapat menganalisis organ-organ penyusun sistem pencernaan dengan menggunakan alat bantu berupa gambar-gambar sistem pencernaan.
Psikomotorik :
1.      Melakukan pengamatan terhadap organ-organ penyusun sistem pencernaan dengan menggunakan alat bantu berupa gambar-gambar sistem pencernaan.
Afektif
a. Karakter:
Selama proses pembelajaran siswa terlibat dan dapat menunjukkan kemajuan dalam perilaku berkarakter, meliputi: Tanggung jawab an tepat waktu
b. Keterampilan sosial:
Selama proses pembelajaran siswa terlibat dan dapat menunjukkan kemajuan dalam keterampilan sosial, meliputi: komunikasi, menghargai pendapat, dan bekerja sama
B. Materi Pembelajaran:
Sistem pencernaan
 Struktur saluran pencernaan makanan
 Proses pencernaan makanan
Alat- alat pencernaan makanan


C. Model Pembelajaran:
1. Model: Pembelajaran Kooperatif (MPK)
2. Metode: diskusi dan tanya jawab
D. Langkah-langkah kegiatan
Pembukaan

Kegiatan

Alokasi Waktu
Mengucapkan salam dan selamat pagi kepada siswa, kemudian mengecek kehadiran siswa.
Memotivasi siswa dengan  memberi pertanyaan, seperti “siapa yang sudah sarapan? Apa pentingnya sarapan bagi tubuh kita? dan bagaiman bisa makanan yang kita konsumsi dapat diserap oleh tubuh kita? dan pertanyaan-pertanyaan pengarah sejenis lainnya. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan rencana kegiatan
5 menit


Sabtu, 07 April 2012

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR



Keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar, ditunjang oleh beberapa factor, diantaranya penguasaan terhadap materi yang akan di ajarkan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah masalah keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Sebagaimana yang kita ketahui, terdapat 8 jenis keterampilan dasar mengajar yaitu:
1.      Keterampilan Bertanya
2.      Keterampilan Memberi Penguatan
3.      Keterampilan Mengadakan variasi
4.      Keterampilan Menjelaskan
5.      Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
6.      Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
7.      Keterampilan Mengelola Kelas
8.      Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

1.      Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya dalam kegiatan pembelajran di kelas, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih bermakna. Keterampilan bertanya dapat membantu guru mengurangi kebosanan, manakala selama berjam-jam guru menjelaskan maeri pelajran tanpa diselingi denan pertanyaan ketika menggunkan metode ceramah, pertanyaan akan membuat suasana kelas lebih dinamis walupun pertanyaan yang diajukan hanya sekedar pertanyaan pencingan atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.
Ø  Dasar-dasar Pertanyaan yang baik
a)      Pertanyaan harus jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
b)      Dalam memberikan pertanyaan berikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan.
c)      Pertanyaan berfokus pada suatu masalah.
d)     Berikan kepada siswa waktu yang cukup mempersiapkan jawaban.
e)      Distribusikan semua pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata.
f)       Berikan stimulus dan respon yang ramah agar siswa tergerak dan mau menjawab pertanyaan yang diajukan.
g)      Bimbinglah siswa agar dapat menemukan jawaban sendiri dnegan baik dan benar.
Ø  Tujuan dari Keterampilan Bertanya yaitu:
a)      Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan
b)      Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan
c)      Mendiaknosa kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar
d)     Mendorong siswa mengemukakan pandangannya dalam diskusi
e)      Menguji dan mengukur hasil belajar siswa  
Ø  Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Bertanya
a. Kehangatan dan keantusiasan
b. Kebiasaan- kebiasaan yang perlu dihindari
      1). Mengulangi pertanyaan sendiri
      2). Mengulangi jawaban siswa
      3). Menjawab pertanyaan siswa
      4). Pertanyaan yang memancing jawaban serentak
      5). Pertanyaan ganda
      6). Menentukan siswa tertentu untuk menjawab.

2.      Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk respons guru yang merupakan bagian dari upaya modifikasi segala tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responsnya terhadap stimulus yang diberikan guru sebagai suatu dorongan atau koreksi. Adapun tujuan pemberian penguatan terhadap siswa adalah:
a.       Meningkatkan perhatian siswa
b.      Membangkitkan dan memelihara motivasi siswa
c.       Memudahkan siswa belajar
d.      Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang produktif.
Ada 2 jenis penguatan yang bisa diberikan kepada siswa yaitu penguatan verbal dan nonverbal.
a)      Penguatan verbal adalah Penguatan yang diberikan menggunakan kata-kata  dapat berupa komentar seperti *pujian, *dukungan, *pengakuan, *dorongan yang dipergunakan untuk menguatkan tingkah laku dan penampilan siswa. Contohnya ”Seratus buat kamu!”, “Sangat tepat jawabanmu”, atau “Wah...cerdas kamu”, dan lain sebagainya.
b)      Penguatan nonverbal dapat dilakaukan dengan cara *Penguatan berupa mimik dan gerakan badan,  * Penguatan dengan cara mendekati,* Penguatan dengan sentuhan, * Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, * Penguatan berupa simbol atau benda, * Penguatan tak penuh.

3.      Keterampilan Mengadakan variasi
Variasi dalam mengajar adalah salah satu keterampilan guru dalam proses interaksi belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi tingkat kebosanan belajar siswa, sehingga siswa menunjukkan kembali ketekunan, kegairahan serta partisipasi dalam proses pembelajaran. Variasi dapat dilakukan berupa variasi dalam gaya mengajar, penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan.
Ø  Tujuan Variasi Pengajaran :
a)      Membangkitkan, meningkatkan serta memelihara perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b)      Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi belajar siswa.
c)      Memberi kesempatan kepada sisiwa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
d)     Memupuk dan membentuk sikap posisitf siswa terhada guru di sekolah.
e)      Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.
f)       Memberikan kemungkinan kesempatan belajar secara individual.
g)      Menyediakan lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk belajar.
Ø  Komponen variasi  adalah:
a.       Variasi dalam Gaya Mengajar:
a)      Penggunaan variasi suara
b)      Pemusatan perhatian
c)      Kesenyapan
d)     Mengadakan kontak pandang
e)      Gerakan badan dan mimic
f)       Pergantian posisi guru dalam kelas
b.      Penggunaan Media dan Bahan Pelajaran
a)      Variasi alat/ bahan yang dapat dilihat (grafik, bagan, poster, diorama, specimen, gambar, film, slide)
b)      Variasi alat yang dapat didengar ( tape recorder, dll).
c)      Variasi alat yang dapat diraba dan dimanipulasi (model, topeng, patung, dll.)
c.   Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa
a)      Interaksi satu arah yaitu interaksi antara guru dan siswa, dimana guru menempatkan diri sebagaipusat interaksi terhadap seluruh siswa.
b)      Interaksi Dua arah, yaitu merupakan interaksi yang dikembangkan dari guru kepada siswa dan juga memberikan kesempatan kepada sisiwa untuk berinteraksi kepada siswa.
c)      Interaksi Multi arah yaitu pola interaksi yang dikembangkan antara guru dengan siswa dan siswa dengan guru dan juga interaksi antara siswa sendiri secara bergantian

Jumat, 06 April 2012

LAPORAN UNIT Fertilisasi


HALAMAN PENGESAHAN

            Laporan Lengkap Praktikum Perkembangan Hewan dengan Judul “Fertilisasi”  yang disusun oleh :
            Nama               : Trisnawati
            NIM                : 091404006
            Kelas/Klp        : A /VII
            Jurusan            : Biologi
            Telah diperiksa dan diteliti oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.

                                                                                                                 Makassar,      Januari    2011
           Koordinator  Asisten                                                                                    Asisten

           Nurul Magfirah, S.Pd                                                                    Muh.  Rizaldy Trias Jaya Putra                                                                                                                               Nim:  081404024



Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab




Drs. Adnan, M.S
NIP : 1965 02 201 1988 03 1 003



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Asal mula terbentuknya makhluk hidup adalah bersatunya ( meleburnya inti) dua sel kelamin dari induk betina (sel telur) dan jantan (sel sperma).  Proses peleburan tersebut dinamakan dengan fertilisasi. Fertilisasi pada makhluk hidup berlangsung dengan dua cara, ada yang melalui fertilisasi internal misalnya hewan darat  dan ada pula melalui fertilisasi eksternal misalnya hewan akuatik. Proses fertilisasi akan menghasilkan zigot. Zigot hasil fertilisasi inilah yang akan terus berkembang menjadi embrio dan melalui serangkaian tahapan pembelahan sampai terbentuk individu yang sebenarnya.
Pada mamalia, umumnya fertilisasi tersebut terjadi di dalam tubuh induknya, Mencit atau Mus musculus ialah salah satu hewan mamalia yang melakukan proses fertilisasi internal atau terjadi di dalam tubuh individu betina. Sebelum terjadinya proses fertilisasi ini hal yang menarik adalah peristiwa prafertilisasi. Peristiwa ini ditandai dengan kharakteristik yang khas, yaitu peristiwa estrus pada hewan betina. Terdapat perilaku yang khas dalam tiap fase dalam masa estrus pada mencit ini.  Pertemuan  kedua gamet terjadi di dalam saluran reproduksi betina.
Fertilsasi itu sendiri amat dipengaruhi oleh siklus reproduksi pada hewan betina. Oleh karenanya penting bagi kita sebagai mahasiswa untuk melakukan pengamatan terhadap fertilisasi tersebut. Dimulai dari pengamatan terhadap siklus reproduksi betina, dalam hal ini siklus estrus pada mencit. Agar kita dapat lebih mengetahui kapan fase estrus tersebut, dan bagaimana ciri-ciri seekor mencit yang sedang dalam fase estrus. Begitu pula pada saat telah hamil, mencit tersebut akan menunjukkan ciri khusus, misalnya terbentuknya sumbat vagina. Pengamatan secara langsung tersebut akan memudahakan kita untuk dapat lebih memahami proses fertilisasi yang terjadi pada makhluk hidup, khususnya pada mencit
B.     Tujuan Praktikum
1.      Dapat memahami dan meiliki keterampilan dalam mengawinkan mencit
2.      Memiliki pemahaman yang lebih  baik mengenai proses fertilisasi pada mamlia
C.    Manfaat Praktikum
Manfaat dilaksanakannya praktikum ini ialah agar mahasiswa dapat memahami dan memiliki keterampilan yang baik dalam mengawinkan mencit dan agar mahasiswa dapat memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai proses fertilisasi pada mamalia.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tahap yang mengawali proses perkembangan hewan setelah gametogenesis adalah fertilisasi. Proses ini mempertemukan kedua macam gamet dan sekaligus mempertahankan jumlah kromosom anakan tetap diploid seperti induknya. Proses perkawinan pada mamalia melibatkan perilaku seksual yang khas yang dikendalikan oleh hormon seks. Selain itu, hormon seks juga mempengaruhi siklus reproduksi pada hewan betina. Hewan betina pada umumnya menjadi reseptif terhadap hewan jantan pada saat berada pada tahap/masa estrus. Setelah diketahui bahwa mencit betina berada pada tahap/masa estrus, maka mencit betina dipelihara dalam satu kandang dengan seekor mencit jantan agar terjadi perkawinan. Mencit betina yang bunting dipisahkan dari mencit betina dan dipelihara hingga melahirkan. Fertilitas betina diamati berdasarkan jumlah implantasi dan jumlah anakan (Adnan, 2010).
            Masuknya spermatozoa ke dalam ovum disebut pembuahan. Setelah spermatozoa masuk, ovum jadi berhasil tumbuh jadi individu baru. Disebut juga dengan istilah fertilisasi. Ovum yang sudah dibuahi disebut zigot. Perkataan itu berarti berpasangan atau berhubungan. Berasal dari peristiwa berpasangannya kedua pihak kromosom gamet, yakni pihak jantan atau patroklin dan pihak betina  atau matroklin. Masing-masing gamet mengandung 1 N kromosom disebut haplont. Setelah terjadi pembuahan zigot terdiri dari sel yang 2N disebut diplont. Zigot pun mengalami pertumbuhan embryologis (Yatim, 2000).
Pembuahan, proses penyatuan gamet pria dan wanita , terjadi di ampulla tuba fallopi. Bagian ini adalah bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium. Spermatozoa dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama kira-kira 24 jam. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Perlu diingat bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum mampu membuahi oosit (Anonim, 2010).
Spesies yang melakukan fertilisasi eksternal umumnya menghasilkan banyak sekali zigot, tetapi perbandingan yang bertahan hidup dan berkembang lebih lanjut seringkali sangat sedikit jumlahnya. Fertilisasi internal umumnya menghasilkan lebih sedikit zigot, tetapi hal tersebut bias diimbangi oleh perlindungan yang lebih besar pada embro dan pemeliharaan dan pengawasan yang lebih besar atas anak oleh induk jenis utama perlindungan meliputi cangkang telur yang resisten, perkembangan embrio di dalam saluran reproduksi induk betina, dan pemeliharaan telur dan keturrunan oleh induk   (Campbell, 2004).
Fertilisasi mulai bila sperma mulai benar-benar melekat pada telur. untuk itu, sperma melepaskan enzim pencerna yang membuat lubang pada lapisan protein pelengkap dan pada beberapa spesies pada sel-sel folikel sisa, yang biasanya menyelubungi telur. kemudian sel sperma memasuki telur. telur dalam hal ini terlihat memainkan peran penting, karena sperma terlihat tertarik ke dalam. Unsur sitoplasmanya disusun kembali dengan cepat ( Claude, 2003).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.    Waktu Praktikum
Hari/tanggal          : Selasa/ 04 – 28 Desember   2010
Waktu                   : Pukul 09.10 s.d 10.00 WITA
Tempat                  : Green House dan Laboratorium Biologi, Lantai II sebelah Timur FMIPA UNM
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat :
a.       Kandang mencit                                       
b.      Papan seksi
c.       Alat bedah
d.      Botol minum mencit
e.       Timbangan
2.      Bahan
a.       Mencit betina dan mencit jantan
b.      Sekam
c.       Makanan mencit
d.      Air
C.    Prosedur Kerja
1.      Mengawinkan mencit
a.       Memelihara seekor mencit yang sedang estrus dengan seekor mencit jantan dalam satu    kandang, agar mencit tersebut dapat berkopulasi.
b.      Memeriksa sumbat vagina mencit betina pada pagi hari menandakan bahwa mencit telah kawin.
c.       Menimbang berat badan mencit yang telah hamil tiap hari, untuk memastikan bahwa mencit telah mengalami proses kehamilan.
d.      Memberi makanan berupa pellet dan air minum secukupnya, serta mengganti sekam secara periodik untuk menjaga sanitasi lingkungan
2.      Pengamatan Fertilisas Mencit Betina
a.       Mematikan mencit betina bencit yang telah hamil pada hari yang telah ditentukan. Mengamati jumlah fetus hidup dan mati, implantasi korpus luteum dan seekor lagi dibiarkan melahirkan alami.
b.      Untuk pengamatan jumlah fetus hidup dan korpuis luteum adalah dengan membedah mencit yang telah dimatikan pada bagian abdomennya, sehingga uterusnya kelihatan.
c.       Menghitung jumlah fetus pada uterus dan mencatat jumlah untuk masing- masing tenduk uterus.
d.      Menyentuh fetus tersebut untuk mengetahui apakah fetus mati atau hidup.
e.       Membuka uterus dan mencatat /mencari implantasi yang resorpsi.
f.       Menghiutng jumlah dari masing tanduk uterus.
g.      Mengambil kedua ovarium mencit tersebut dan menghiutng jumlah korpus luteum dari masing-masing ovarium
h.      Untuk menghiutng jumlah anakan adalah dengan menghitung jumlah anak yang lahir pada mencit yang dibiarkan melahirkan secara alami dan mencatat data yang diperoleh


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan

a.   Gambar ovarium kontrol

Kelompok I
Kelompok 2
Kelompok 3
Photo1039.jpgPhoto1037.jpg
Photo1150.jpg






b.      Fetus Mencit

Photo1149.jpg



c.       Tabel Berat Badan Mencit
Kelompok VII
No
Hari/Tanggal
Berat Badan
Keterangan
1
Sabtu/04 Desember 2010
22.3 gram
Belum hamil
2
Minggu/05 Desember 2010
26,8 gram
Belum hamil
3
Senin/06 Desember 2010
21,9 gram
Belum hamil
4
Selasa/07 Desember 2010
23,0 gram
Belum hamil
5
Rabu/08 Desember 2010
22,8 gram
Belum hamil
6
Kamis/09 Desember 2010
22,3 gram
Belum hamil
7
Jumat/10 Desember 2010
22,5 gram
Belum hamil
8
Sabtu/11 Desember 2010
22,5 gram
Belum hamil
9
Minggu/12 Desember 2010
22,4 gram
Belum hamil
10
Senin/13 Desember 2010
22,4 gram
Belum hamil
11
Selasa/14 Desember 2010
22,8 gram
Belum hamil
12
Rabu/15 Desember 2010
22,9 gram
Belum hamil
13
Kamis/16 Desember 2010
22,9 gram
Tidak hamil
14
Jumat/17 Desember 2010
22,4 gram
Tidak hamil
15
Sabtu/18 Desember 2010
21,5 gram
Tidak hamil
16
Minggu/19 Desember 2010
22,0 gram
Tidak hamil
17
Senin/20 Desember 2010
23,9 gram
Tidak hamil
18
Selasa/21 Desember 2010
22,5 gram
Tidak hamil
19
Rabu/22 Desember 2010
22,6 gram
Tidak hamil
20
Kamis/23 Desember 2010
23,2 gram
Tidak hamil
21
Jumat/24 Desember 2010
24,2 gram
Tidak hamil
22
Sabtu/25 Desember 2010
21,9 gram
Tidak hamil
23
Minggu/26 Desember 2010
22,1 gram
Tidak hamil
24
Senin/27 Desember 2010
24,2 gram
Tidak hamil




c.       Analisis Data
1.      Jumlah korpus luteum             : 9
2.      Jumlah implantasi                    : 9
3.      Jumlah fetus kanan                 : 5
4.      Jumlah fetus kiri                      : 4
5.      Jumlah fetus hidup                  : 9
6.      Jumlah fetus mati                    : 0
7.      Embrio yang diresorbsi           : 1
8.      Kehilangan gestasi                  : 0  

     Persentase
a.       Persentase implantasi (%)         = 
                                                                               =         
                                                                               =  1%
b.      Persentase kematian pasca implantasi (%)
 =
                 =    
 =     0,11  %
c.       Persentase kehilangan gestasi (%)
 =  
 =    = 0%               
d.      Persentase fetus mati (%)         =   
                                                                               =                         
                                                                               = 0 %
e.       Persentase fetus hidup (%)      =
                                                                                =                        
                                                                                =100 %
f.       Embrio yang direbsorbsi (%)    =
                                                                                                                          = = 0,11%

g.      Grafik berat badan mencit (Mus musculus)

d.      Pembahasan
             Pada saat melakukan praktikum fertilisasi dan reproduksi perkembangan embrio mencit, kelompok kami mengalami kegagalan. Mencit betina yang telah kami satukan dengan mencit jantan dalam beberapa hari ternyata tidak hamil. Pada awalnya, kami mengira bahwa mencit kelompok kami telah hamil, hal ini disebabkan karena adanya sumbat vagina yang kami temukan pada mencit betina, namun seiring berjalannya waktu ternyata mencit tersebut tidak hamil, peristiwa ini disebut dengan kehilangan gestasi. Kegagalan  ini  mungkin disebabkan oleh berbagai factor diantaranya :   
1.      Mencit  betina tidak dalam keadaan  estrus pada saat terjadi penyatuan dengan mencit jantan
2.      Mencit sedang mengalami stress
3.      Usia mencit  betina belum cukup untuk dapat melakukan reproduksi  
4.      Kondisi dari lingkungan tempat tinggal mencit yang kurang memadai
5.      Mencit jantan mungkin tidak tertarik pada mencit betina
             Menurut teori (Adnan, 2009), fertilisasi yang terjadi pada mencit adalah fertilisasi secara internal. Fertilisai yang terjadi pada mencit betina yang sedang dalam masa estrus akan menghasilkan zigot. Fase estrus pada mencit dapat diamati dengan melihat vulva mencit yang berwarna kemerahan dan bengkak. Sednagkan mencit yang telah hamil dapat diketahui denag terbentuknya sumbat pada vagina mencit.
             Hewan dimana fertilisasinya berlangsung secara internal, perjalanan sperma di luar tubuh tidak berlangsung. Pada mamalia, sperma diantarkan ke saluran kelamin betina melalui alat kelamin khusus yang sangat terspesialisasi yang disebut penis. Sperma yang telah memasuki saluran kelamin betina selanjutnya meneruskan perjalanannya menuju tempat berlangsungnya fertilisasi. Fertilisasi tersebut dapat terjadi pada bagian anterior tuba vallopi dan dapat pula berlangsung pada bagian posterior tuba vallopi.
             Kecepatan pergerakan sperma di dalam saluran kelamin betina tergantung pada speciesnya. Pada mencit berkisar 15 menit. Pada mamalia, sperma yang telah mengalami kapasitasi terikat secara khusus pada glikoprotein yang terdapat pada zona pellusida. Selanjutnya soerma mengalami reaksi akrosom dan vesikula-vesikula akrosom melepaskan enzim-enzim yang dikandungnya. Sejumlah enzim hidrolitik yang dilepaskan membantu sperma menembus zona dan selanjutnya membran telur berfusi dengan membran sperma. Hal ini menyebabkan inti sel sperma dapat bersatu dengan membran plasma sel telur setelah tabung fertilisasi terbentuk. Hal ini menyebabkan telur menjadi aktif, granula-granula korteks dilepaskan dan melebur membentuk membran fertilisasi.

BAB V
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.      Mencit betina akan melakukan perkawinan dengan mencit jantan apabila mencit betina berada dalam fase estrus.
2.      Zigot hasil fertilisasi akan tumbuh menjadi embrio yang akan menempel atau terimplantasi pada dinding uterus
B.     Saran
1.      Praktikum sehaarusnya lebih teliti dan serius dalam meakukan praktikum.
2.      Sebaiknya asisten senantiasa mendampingi praktikanya pada saat praktikum berjalan agar praktikan dapat megajukan pertanyan pada asisten apabila mereka menemui kesulitan.
3.      Sebaiknya pihak laboratorium memperbaharui peralatan- peralatan lab yang biasa digunakan dalam praktikum, agar praktikum dapat berjalan sebagaimana mestinya.


DAFTAR PUSTAKA


Adnan. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi Fmipa UNM.
Anonim.2010.Fertilisasi.http://gurungeblog.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 Januari 2010.
Campbell, Neil A., Reece, Jane B., Mitchell. 2004. Biologi Jilid 3 edisi ke lima. Jakarta: Erlangga.
Claude, dkk. 2003. Zoologi Umum. Jakarta : Erlangga
Yatim. 2000. Embriologi. Bandung : Tarsito