HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Perkembangan
Hewan dengan Judul “Fertilisasi” yang disusun oleh :
Nama : Trisnawati
NIM : 091404006
Kelas/Klp : A /VII
Jurusan
: Biologi
Telah diperiksa dan diteliti oleh Asisten dan Koordinator
Asisten, maka dinyatakan diterima.
Makassar, Januari
2011
Koordinator Asisten Asisten
Nurul Magfirah, S.Pd
Muh. Rizaldy Trias Jaya Putra Nim:
081404024
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
Drs. Adnan, M.S
NIP : 1965 02
201 1988 03 1 003
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Asal
mula terbentuknya makhluk hidup adalah bersatunya ( meleburnya inti) dua sel
kelamin dari induk betina (sel telur) dan jantan (sel sperma). Proses peleburan tersebut dinamakan dengan
fertilisasi. Fertilisasi pada makhluk hidup berlangsung dengan dua cara, ada
yang melalui fertilisasi internal misalnya hewan darat dan ada pula melalui fertilisasi eksternal
misalnya hewan akuatik. Proses fertilisasi akan menghasilkan zigot. Zigot hasil
fertilisasi inilah yang akan terus berkembang menjadi embrio dan melalui
serangkaian tahapan pembelahan sampai terbentuk individu yang sebenarnya.
Pada
mamalia, umumnya fertilisasi tersebut terjadi di dalam tubuh induknya, Mencit
atau Mus musculus ialah salah satu
hewan mamalia yang melakukan proses fertilisasi internal atau terjadi di dalam
tubuh individu betina. Sebelum terjadinya proses fertilisasi ini hal yang
menarik adalah peristiwa prafertilisasi. Peristiwa ini ditandai dengan
kharakteristik yang khas, yaitu peristiwa estrus pada hewan betina. Terdapat
perilaku yang khas dalam tiap fase dalam masa estrus pada mencit ini. Pertemuan
kedua gamet terjadi di dalam saluran reproduksi betina.
Fertilsasi
itu sendiri amat dipengaruhi oleh siklus reproduksi pada hewan betina. Oleh
karenanya penting bagi kita sebagai mahasiswa untuk melakukan pengamatan
terhadap fertilisasi tersebut. Dimulai dari pengamatan terhadap siklus
reproduksi betina, dalam hal ini siklus estrus pada mencit. Agar kita dapat
lebih mengetahui kapan fase estrus tersebut, dan bagaimana ciri-ciri seekor
mencit yang sedang dalam fase estrus. Begitu pula pada saat telah hamil, mencit
tersebut akan menunjukkan ciri khusus, misalnya terbentuknya sumbat vagina.
Pengamatan secara langsung tersebut akan memudahakan kita untuk dapat lebih
memahami proses fertilisasi yang terjadi pada makhluk hidup, khususnya pada
mencit
B.
Tujuan Praktikum
1.
Dapat
memahami dan meiliki keterampilan dalam mengawinkan mencit
2.
Memiliki
pemahaman yang lebih baik mengenai
proses fertilisasi pada mamlia
C.
Manfaat
Praktikum
Manfaat
dilaksanakannya praktikum ini ialah agar mahasiswa dapat memahami dan memiliki
keterampilan yang baik dalam mengawinkan mencit dan agar mahasiswa dapat
memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai proses fertilisasi pada mamalia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tahap yang mengawali proses perkembangan
hewan setelah gametogenesis adalah fertilisasi. Proses ini mempertemukan kedua
macam gamet dan sekaligus mempertahankan jumlah kromosom anakan tetap diploid
seperti induknya. Proses perkawinan pada mamalia melibatkan perilaku seksual
yang khas yang dikendalikan oleh hormon seks. Selain itu, hormon seks juga
mempengaruhi siklus reproduksi pada hewan betina. Hewan betina pada umumnya
menjadi reseptif terhadap hewan jantan pada saat berada pada tahap/masa estrus.
Setelah diketahui bahwa mencit betina berada pada tahap/masa estrus, maka
mencit betina dipelihara dalam satu kandang dengan seekor mencit jantan agar
terjadi perkawinan. Mencit betina yang bunting dipisahkan dari mencit betina
dan dipelihara hingga melahirkan. Fertilitas betina diamati berdasarkan jumlah
implantasi dan jumlah anakan (Adnan, 2010).
Masuknya
spermatozoa ke dalam ovum disebut pembuahan. Setelah spermatozoa masuk, ovum
jadi berhasil tumbuh jadi individu baru. Disebut juga dengan istilah
fertilisasi. Ovum yang sudah dibuahi disebut zigot. Perkataan itu berarti
berpasangan atau berhubungan. Berasal dari peristiwa berpasangannya kedua pihak
kromosom gamet, yakni pihak jantan atau patroklin dan pihak betina atau matroklin. Masing-masing gamet
mengandung 1 N kromosom disebut haplont. Setelah terjadi pembuahan zigot
terdiri dari sel yang 2N disebut diplont. Zigot pun mengalami pertumbuhan
embryologis (Yatim, 2000).
Pembuahan, proses penyatuan gamet pria
dan wanita , terjadi di ampulla tuba fallopi. Bagian ini adalah bagian terluas
dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium. Spermatozoa dapat
bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama kira-kira 24 jam.
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam
saluran telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan
tuba. Perlu diingat bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita,
spermatozoa belum mampu membuahi oosit (Anonim, 2010).
Spesies yang melakukan fertilisasi
eksternal umumnya menghasilkan banyak sekali zigot, tetapi perbandingan yang
bertahan hidup dan berkembang lebih lanjut seringkali sangat sedikit jumlahnya.
Fertilisasi internal umumnya menghasilkan lebih sedikit zigot, tetapi hal
tersebut bias diimbangi oleh perlindungan yang lebih besar pada embro dan
pemeliharaan dan pengawasan yang lebih besar atas anak oleh induk jenis utama
perlindungan meliputi cangkang telur yang resisten, perkembangan embrio di
dalam saluran reproduksi induk betina, dan pemeliharaan telur dan keturrunan
oleh induk (Campbell, 2004).
Fertilisasi mulai bila sperma mulai benar-benar
melekat pada telur. untuk itu, sperma melepaskan enzim pencerna yang membuat
lubang pada lapisan protein pelengkap dan pada beberapa spesies pada sel-sel
folikel sisa, yang biasanya menyelubungi telur. kemudian sel sperma memasuki
telur. telur dalam hal ini terlihat memainkan peran penting, karena sperma terlihat
tertarik ke dalam. Unsur sitoplasmanya disusun kembali dengan cepat ( Claude,
2003).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu Praktikum
Hari/tanggal : Selasa/ 04 – 28 Desember
2010
Waktu : Pukul 09.10 s.d 10.00 WITA
Tempat :
Green House dan Laboratorium Biologi, Lantai II sebelah Timur FMIPA UNM
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
:
a.
Kandang mencit
b.
Papan seksi
c.
Alat bedah
d.
Botol minum mencit
e.
Timbangan
2.
Bahan
a.
Mencit
betina dan mencit jantan
b.
Sekam
c.
Makanan mencit
d.
Air
C.
Prosedur Kerja
1.
Mengawinkan
mencit
a.
Memelihara
seekor mencit yang sedang estrus dengan seekor mencit jantan dalam satu kandang, agar mencit tersebut dapat
berkopulasi.
b.
Memeriksa
sumbat vagina mencit betina pada pagi hari menandakan bahwa mencit telah kawin.
c.
Menimbang
berat badan mencit yang telah hamil tiap hari, untuk memastikan bahwa mencit
telah mengalami proses kehamilan.
d.
Memberi
makanan berupa pellet dan air minum secukupnya, serta mengganti sekam secara
periodik untuk menjaga sanitasi lingkungan
2.
Pengamatan
Fertilisas Mencit Betina
a.
Mematikan
mencit betina bencit yang telah hamil pada hari yang telah ditentukan.
Mengamati jumlah fetus hidup dan mati, implantasi korpus luteum dan seekor lagi
dibiarkan melahirkan alami.
b.
Untuk
pengamatan jumlah fetus hidup dan korpuis luteum adalah dengan membedah mencit
yang telah dimatikan pada bagian abdomennya, sehingga uterusnya kelihatan.
c.
Menghitung
jumlah fetus pada uterus dan mencatat jumlah untuk masing- masing tenduk
uterus.
d.
Menyentuh
fetus tersebut untuk mengetahui apakah fetus mati atau hidup.
e.
Membuka
uterus dan mencatat /mencari implantasi yang resorpsi.
f.
Menghiutng
jumlah dari masing tanduk uterus.
g.
Mengambil
kedua ovarium mencit tersebut dan menghiutng jumlah korpus luteum dari
masing-masing ovarium
h.
Untuk
menghiutng jumlah anakan adalah dengan menghitung jumlah anak yang lahir pada
mencit yang dibiarkan melahirkan secara alami dan mencatat data yang diperoleh
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
a.
Gambar ovarium
kontrol
Kelompok I
|
Kelompok 2
|
Kelompok 3
|
b.
Fetus Mencit
|
|
c.
Tabel Berat
Badan Mencit
Kelompok VII
No
|
Hari/Tanggal
|
Berat Badan
|
Keterangan
|
1
|
Sabtu/04
Desember 2010
|
22.3
gram
|
Belum hamil
|
2
|
Minggu/05
Desember 2010
|
26,8
gram
|
Belum hamil
|
3
|
Senin/06
Desember 2010
|
21,9
gram
|
Belum hamil
|
4
|
Selasa/07
Desember 2010
|
23,0
gram
|
Belum hamil
|
5
|
Rabu/08
Desember 2010
|
22,8
gram
|
Belum hamil
|
6
|
Kamis/09
Desember 2010
|
22,3
gram
|
Belum hamil
|
7
|
Jumat/10
Desember 2010
|
22,5
gram
|
Belum hamil
|
8
|
Sabtu/11
Desember 2010
|
22,5
gram
|
Belum hamil
|
9
|
Minggu/12
Desember 2010
|
22,4
gram
|
Belum hamil
|
10
|
Senin/13
Desember 2010
|
22,4
gram
|
Belum hamil
|
11
|
Selasa/14
Desember 2010
|
22,8
gram
|
Belum hamil
|
12
|
Rabu/15
Desember 2010
|
22,9
gram
|
Belum hamil
|
13
|
Kamis/16
Desember 2010
|
22,9
gram
|
Tidak hamil
|
14
|
Jumat/17
Desember 2010
|
22,4
gram
|
Tidak hamil
|
15
|
Sabtu/18
Desember 2010
|
21,5
gram
|
Tidak hamil
|
16
|
Minggu/19
Desember 2010
|
22,0
gram
|
Tidak hamil
|
17
|
Senin/20
Desember 2010
|
23,9
gram
|
Tidak hamil
|
18
|
Selasa/21
Desember 2010
|
22,5
gram
|
Tidak hamil
|
19
|
Rabu/22
Desember 2010
|
22,6
gram
|
Tidak hamil
|
20
|
Kamis/23
Desember 2010
|
23,2
gram
|
Tidak hamil
|
21
|
Jumat/24
Desember 2010
|
24,2
gram
|
Tidak hamil
|
22
|
Sabtu/25
Desember 2010
|
21,9
gram
|
Tidak hamil
|
23
|
Minggu/26
Desember 2010
|
22,1
gram
|
Tidak hamil
|
24
|
Senin/27
Desember 2010
|
24,2
gram
|
Tidak hamil
|
c.
Analisis Data
1.
Jumlah
korpus luteum : 9
2.
Jumlah
implantasi : 9
3.
Jumlah
fetus kanan : 5
4.
Jumlah
fetus kiri : 4
5.
Jumlah
fetus hidup : 9
6.
Jumlah
fetus mati : 0
7.
Embrio
yang diresorbsi : 1
8.
Kehilangan
gestasi : 0
Persentase
a. Persentase
implantasi (%) =
=
=
1%
b.
Persentase
kematian pasca implantasi (%)
=
=
=
0,11 %
c.
Persentase
kehilangan gestasi (%)
=
=
= 0%
d. Persentase fetus
mati (%) =
=
= 0 %
e. Persentase fetus
hidup (%) =
=
=100 %
f. Embrio yang
direbsorbsi (%) =
= = 0,11%
g.
Grafik berat badan mencit (Mus musculus)
d.
Pembahasan
Pada
saat melakukan praktikum fertilisasi dan reproduksi perkembangan embrio mencit,
kelompok kami mengalami kegagalan. Mencit betina yang telah kami satukan dengan
mencit jantan dalam beberapa hari ternyata tidak hamil. Pada awalnya, kami
mengira bahwa mencit kelompok kami telah hamil, hal ini disebabkan karena
adanya sumbat vagina yang kami temukan pada mencit betina, namun seiring
berjalannya waktu ternyata mencit tersebut tidak hamil, peristiwa ini disebut
dengan kehilangan gestasi. Kegagalan
ini mungkin disebabkan oleh
berbagai factor diantaranya :
1.
Mencit betina tidak dalam keadaan estrus pada saat terjadi penyatuan dengan
mencit jantan
2.
Mencit
sedang mengalami stress
3.
Usia
mencit betina belum cukup untuk dapat
melakukan reproduksi
4.
Kondisi
dari lingkungan tempat tinggal mencit yang kurang memadai
5.
Mencit
jantan mungkin tidak tertarik pada mencit betina
Menurut
teori (Adnan, 2009), fertilisasi yang terjadi pada mencit adalah fertilisasi
secara internal. Fertilisai yang terjadi pada mencit betina yang sedang dalam
masa estrus akan menghasilkan zigot. Fase estrus pada mencit dapat diamati
dengan melihat vulva mencit yang berwarna kemerahan dan bengkak. Sednagkan
mencit yang telah hamil dapat diketahui denag terbentuknya sumbat pada vagina
mencit.
Hewan
dimana fertilisasinya berlangsung secara internal, perjalanan sperma di luar
tubuh tidak berlangsung. Pada mamalia, sperma diantarkan ke saluran kelamin
betina melalui alat kelamin khusus yang sangat terspesialisasi yang disebut
penis. Sperma yang telah memasuki saluran kelamin betina selanjutnya meneruskan
perjalanannya menuju tempat berlangsungnya fertilisasi. Fertilisasi tersebut
dapat terjadi pada bagian anterior tuba vallopi dan dapat pula berlangsung pada
bagian posterior tuba vallopi.
Kecepatan
pergerakan sperma di dalam saluran kelamin betina tergantung pada speciesnya.
Pada mencit berkisar 15 menit. Pada mamalia, sperma yang telah mengalami
kapasitasi terikat secara khusus pada glikoprotein yang terdapat pada zona
pellusida. Selanjutnya soerma mengalami reaksi akrosom dan vesikula-vesikula
akrosom melepaskan enzim-enzim yang dikandungnya. Sejumlah enzim hidrolitik
yang dilepaskan membantu sperma menembus zona dan selanjutnya membran telur
berfusi dengan membran sperma. Hal ini menyebabkan inti sel sperma dapat
bersatu dengan membran plasma sel telur setelah tabung fertilisasi terbentuk.
Hal ini menyebabkan telur menjadi aktif, granula-granula korteks dilepaskan dan
melebur membentuk membran fertilisasi.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Mencit
betina akan melakukan perkawinan dengan mencit jantan apabila mencit betina
berada dalam fase estrus.
2.
Zigot hasil
fertilisasi akan tumbuh menjadi embrio yang akan menempel atau terimplantasi
pada dinding uterus
B.
Saran
1.
Praktikum
sehaarusnya lebih teliti dan serius dalam meakukan praktikum.
2.
Sebaiknya asisten
senantiasa mendampingi praktikanya pada saat praktikum berjalan agar praktikan
dapat megajukan pertanyan pada asisten apabila mereka menemui kesulitan.
3.
Sebaiknya pihak
laboratorium memperbaharui peralatan- peralatan lab yang biasa digunakan dalam
praktikum, agar praktikum dapat berjalan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi
Fmipa UNM.
Anonim.2010.Fertilisasi.http://gurungeblog.wordpress.com. Diakses pada tanggal
15 Januari 2010.
Campbell, Neil A., Reece, Jane B.,
Mitchell. 2004. Biologi Jilid 3 edisi ke
lima. Jakarta: Erlangga.
Claude, dkk. 2003. Zoologi Umum. Jakarta : Erlangga
Yatim. 2000. Embriologi. Bandung : Tarsito
0 komentar:
Posting Komentar