skip to main |
skip to sidebar
Senin, 16 April 2012
PAPER ABOUT LKS (WORKSHEET)
Diposting oleh
Reenha Bio09
di
01.07
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Senin, 09 April 2012
Sistem Pernapasan Manusia
Respirasi adalah
proses yang menghasilkan energi dari glukosa yang terjadi di dalam sel. Sering
terjadi kerancuan antara istilah pernapasan dan respirasi. Bernapas adalah
proses memasukkan dan mengeluarkan udara dari paru-paru. Respirasi adalah
proses penggunaan oksigen di dalam sel untuk menghasilkan energi. Pada akhir
proses ini, dihasilkan limbah berupa gas karbondioksida. Gas tersebut akan
dibawa darah ke paru-paru
Sistem pernapasan manusia dimulai dari rongga
hidung-nasofaring-laring-trakea-bronkus-bronkiolus-alveolus-paru-paru.
Gambar 1, Organ pernapasan Manusia |
Berikut ini akan, dijelaskan satu persatu organ-organ pernapasa manusia:
1. Rongga Hidung
Udara yang masuk ke dalam hidung (inspirasi) akan
dibersihkan, dilembabkan, atau dihangatkan sesuai dengan suhu tubuh. Rambut-rambut
di dalam rongga hidung menangkap debu yang terdapat di udara. Lubang hidungmu berhubungan
dengan rongga hidung. Rongga hidung merupakan tempat di mana udara dilembabkan
dan dihangatkan. Kelenjar mukus menghasilkan lapisan lendir. Lapisan tersebut
menangkap debu dan serbuk halus yang lain. Proses ini membantu menyaring udara
yang kamu hirup. Pada dinding rongga hidung juga terdapat struktur seperti
rambut kecil yang disebut silia yang menggerakkan mukus dan menangkap
benda-benda yang menuju ke belakang kerongkongan.
Dari rongga hidung udara yang hangat dan lembab selanjutnya
masuk ke faring. Faring adalah suatu saluran yang menyerupai tabung sebagai
persimpangan tempat lewatnya makanan dan udara. Faring terletak di antara rongga
hidung dan kerongkongan. Pada bagian ujung bawah faring terdapat katup yang
disebut epiglotis. Epiglotis merupakan katup yang mengatur agar makanan dari
mulut masuk ke kerongkongan, tidak ke tenggorokan. Pada saat menelan, epiglotis
menutup laring. Dengan cara ini, makanan atau cairan tidak bisa masuk ke
tenggorokan
2. Laring (pangkal tenggorokkan)
merupakan
bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). Laring tersusu atas tulang
rawan yang berupa lempengan dan membentuk struktur jakun. Pada pangkal larink
terdapat selaput suara. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari
paru-paru.
3. Trakea
(tenggorokan)
Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan
kerongkongan. Batang tenggorokkan berbentuk pipa dengan panjang 10 cm. dinding
trakea terdiri atas 3 lapisan, lapisan dalam berupa epithel bersilia dan
berlendir. Lapisan tengah tersusun atas cincin tulang rawan dan berotot polos.
lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. Cincin tulang rawan berfungsi untuk
mempertahankan bentuk pipa dari batang tenggorokkan, sedangkan selaput lendir
yang sel-selnya berambut getar berfungsi menolak debu dan benda asing yang
masuk bersama udara pernapasan. Akibat tolakan secara paksa tersebut kita akan
batuk atau bersin.
4. Paru-Paru
Pada ujung bawah tenggorokan terdapat dua percabangan
yang disebut bronkus yang membawa udara menuju ke paru-paru. Paru-paru
menempati sebagian besar ruangan rongga dada. Di dalam paru-paru bronkus bercabang-cabang
membentuk saluran yang semakin kecil ukurannya. Saluran yang terkecil disebut bronkiolus.
Pada setiap bronkiolus terdapat segerombol kantung kecil seperti anggur ,
berdinding tipis yang disebut alveolus. Pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida terjadi di antara alveolus dengan kapiler darah. Oksigen diikat
oleh hemoglobin dan diedarkan ke seluruh tubuh. Seiring dengan kejadian tersebut,
gas karbondioksida dikembalikan oleh sel-sel tubuh melalui kapiler darah.
Karbondioksida akan meninggalkan tubuhmu pada saat mengeluarkan napas.
Diposting oleh
Reenha Bio09
di
21.20
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Minggu, 08 April 2012
RPP sistem pencernaan kelas 2 SMP
RPP Biologi SMP : Sistem Pencernaan
Sekolah :
SMP Negeri 1 Makassar
Kelas/Semester : VIII /1
Mata Pelajaran :
IPA-Biologi
Materi Pembelajaran :
Sistem Pencernaan Manusia
Waktu :
1 × 40 Menit
Standar Kompetensi
1.
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar
1.4. Mendeskripsikan sistem pencernaan pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator
Kognitif:
a. Produk
1. Menyebutkan
organ-organ sistem pencernaan manusia (C1)
2. Membedakan pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi (C2)
3. Membedakan
saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan pada sistem pencernaan manusia.(C2)
4. Menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi di dalam organ-organ pencernaan.
(C2)
b. Proses
1.
Menganalisis gambar sistem pencernaan manusia (C4)
Psikomotorik
:
1. Melakukan pengamatan terhadap organ-organ
penyusun sistem pencernaan dengan menggunakan alat bantu berupa gambar-gambar
sistem pencernaan.
Afektif:
a. Karakter
1. Tanggung
jawab: siswa bertanggung jawab dalam melakukan tugas kelompok
2. Tepat
waktu: siswa tepat waktu dalam mengerjakan tugas kelompok
b. Keterampilan Sosial
1. Komunikasi:
siswa dapat berkomunikasi dalam kelas
2. Menghargai
pendapat: siswa dapat menghargai pendapat temannya saat presentasi
3. Bekerja
sama: siswa dapat bekerja sama dalam kelompok
A. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
a.
Produk
1. Siswa
dapat menyebutkan organ-organ sistem pencernaan manusia (C1)
2. Siswa
dapat membedakan pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi (C2)
3. Siswa
dapat membedakan
saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan pada sistem pencernaan manusia.(C2)
4. Siswa
dapat menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi di
dalam mulut.
5. Siswa
dapat menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi di
dalam kerongkongan.
6. Siswa
dapat menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi di
dalam lambung.
7. Siswa
dapat menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi di
dalam usus halus.
8. Siswa
dapat menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi di dalam usus besar
b.
Proses
1. Siswa dapat menganalisis organ-organ
penyusun sistem pencernaan dengan menggunakan alat bantu berupa gambar-gambar
sistem pencernaan.
Psikomotorik
:
1. Melakukan pengamatan terhadap organ-organ
penyusun sistem pencernaan dengan menggunakan alat bantu berupa gambar-gambar
sistem pencernaan.
Afektif
a. Karakter:
Selama proses pembelajaran siswa terlibat dan dapat menunjukkan kemajuan
dalam perilaku berkarakter, meliputi: Tanggung jawab an tepat
waktu
b. Keterampilan sosial:
Selama proses pembelajaran siswa terlibat dan dapat menunjukkan kemajuan
dalam keterampilan sosial, meliputi:
komunikasi, menghargai pendapat, dan bekerja sama
B. Materi Pembelajaran:
Sistem pencernaan
Struktur saluran pencernaan
makanan
Proses pencernaan makanan
Alat- alat pencernaan makanan
C. Model Pembelajaran:
1. Model: Pembelajaran
Kooperatif (MPK)
2. Metode: diskusi dan tanya jawab
D. Langkah-langkah kegiatan
Pembukaan
Kegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
|
Mengucapkan salam dan
selamat pagi kepada siswa, kemudian mengecek kehadiran siswa.
Memotivasi siswa dengan memberi pertanyaan, seperti “siapa yang
sudah sarapan? Apa pentingnya sarapan bagi tubuh kita? dan bagaiman bisa
makanan yang kita konsumsi dapat diserap oleh tubuh kita? dan pertanyaan-pertanyaan pengarah sejenis
lainnya. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dan rencana kegiatan
|
5 menit
|
Diposting oleh
Reenha Bio09
di
23.39
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Label:
RPP BIOLOGI
Sabtu, 07 April 2012
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Keberhasilan
dalam suatu proses belajar mengajar, ditunjang oleh beberapa factor,
diantaranya penguasaan terhadap materi yang akan di ajarkan, dan yang tidak kalah
pentingnya adalah masalah keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh
seorang guru. Sebagaimana yang kita ketahui, terdapat 8 jenis keterampilan
dasar mengajar yaitu:
1.
Keterampilan
Bertanya
2.
Keterampilan
Memberi Penguatan
3.
Keterampilan
Mengadakan variasi
4.
Keterampilan
Menjelaskan
5.
Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajaran
6.
Keterampilan
Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
7.
Keterampilan
Mengelola Kelas
8.
Keterampilan
Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
|
1.
Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya
dalam kegiatan pembelajran di kelas, bagi seorang guru merupakan keterampilan
yang sangat penting untuk dikuasai. Melalui keterampilan ini guru dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang lebih bermakna. Keterampilan bertanya
dapat membantu guru mengurangi kebosanan, manakala selama berjam-jam guru
menjelaskan maeri pelajran tanpa diselingi denan pertanyaan ketika menggunkan
metode ceramah, pertanyaan akan membuat suasana kelas lebih dinamis walupun
pertanyaan yang diajukan hanya sekedar pertanyaan pencingan atau pertanyaan
untuk mengajak siswa berpikir.
Ø Dasar-dasar Pertanyaan
yang baik
a)
Pertanyaan harus jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
b)
Dalam memberikan pertanyaan berikan informasi yang memadai untuk
menjawab pertanyaan.
c)
Pertanyaan berfokus pada
suatu masalah.
d)
Berikan kepada siswa
waktu yang cukup mempersiapkan jawaban.
e)
Distribusikan semua pertanyaan kepada seluruh siswa secara
merata.
f)
Berikan stimulus dan respon yang ramah agar siswa tergerak dan
mau menjawab pertanyaan yang diajukan.
g)
Bimbinglah siswa agar dapat menemukan jawaban sendiri dnegan
baik dan benar.
Ø Tujuan dari Keterampilan Bertanya yaitu:
a) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa
terhadap suatu pokok bahasan
b) Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan
c) Mendiaknosa kesulitan khusus yang menghambat siswa
belajar
d) Mendorong siswa mengemukakan pandangannya dalam
diskusi
e) Menguji dan mengukur hasil belajar siswa
Ø Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Bertanya
a.
Kehangatan dan keantusiasan
b.
Kebiasaan- kebiasaan yang perlu dihindari
1). Mengulangi pertanyaan sendiri
2). Mengulangi jawaban siswa
3). Menjawab pertanyaan siswa
4). Pertanyaan yang memancing jawaban
serentak
5). Pertanyaan ganda
6). Menentukan siswa tertentu untuk
menjawab.
2.
Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan dasar
penguatan adalah segala bentuk respons guru yang merupakan bagian dari upaya
modifikasi segala tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan
untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau
responsnya terhadap stimulus yang diberikan guru sebagai suatu dorongan atau
koreksi. Adapun tujuan pemberian penguatan terhadap siswa adalah:
a.
Meningkatkan perhatian siswa
b.
Membangkitkan dan memelihara motivasi siswa
c.
Memudahkan siswa belajar
d.
Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa yang
kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang produktif.
Ada 2 jenis penguatan yang bisa diberikan kepada siswa yaitu penguatan verbal
dan nonverbal.
a) Penguatan verbal
adalah Penguatan yang
diberikan menggunakan kata-kata dapat
berupa komentar seperti *pujian, *dukungan, *pengakuan, *dorongan yang
dipergunakan untuk menguatkan tingkah laku dan penampilan siswa. Contohnya
”Seratus buat kamu!”, “Sangat tepat jawabanmu”, atau “Wah...cerdas kamu”, dan
lain sebagainya.
b)
Penguatan
nonverbal dapat dilakaukan dengan cara *Penguatan berupa mimik dan gerakan
badan, * Penguatan
dengan cara mendekati,* Penguatan dengan
sentuhan, * Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, * Penguatan berupa simbol atau benda, * Penguatan tak
penuh.
3.
Keterampilan Mengadakan variasi
Variasi dalam mengajar
adalah salah satu keterampilan guru dalam proses interaksi belajar mengajar
yang bertujuan untuk mengatasi tingkat kebosanan belajar siswa, sehingga siswa
menunjukkan kembali ketekunan, kegairahan serta partisipasi dalam proses
pembelajaran. Variasi dapat dilakukan berupa variasi dalam gaya mengajar,
penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan.
Ø Tujuan Variasi Pengajaran :
a) Membangkitkan, meningkatkan serta memelihara
perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b) Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya
motivasi belajar siswa.
c) Memberi kesempatan kepada sisiwa untuk memperoleh
cara menerima pelajaran yang disenanginya.
d) Memupuk dan membentuk sikap posisitf siswa terhada
guru di sekolah.
e) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.
f) Memberikan kemungkinan kesempatan belajar secara
individual.
g) Menyediakan lingkungan yang kondusif bagi siswa
untuk belajar.
Ø Komponen variasi adalah:
a.
Variasi dalam Gaya Mengajar:
a)
Penggunaan variasi suara
b)
Pemusatan perhatian
c)
Kesenyapan
d)
Mengadakan kontak pandang
e)
Gerakan badan dan mimic
f)
Pergantian posisi guru dalam kelas
b.
Penggunaan Media dan Bahan Pelajaran
a)
Variasi alat/ bahan yang dapat dilihat (grafik, bagan, poster,
diorama, specimen, gambar, film, slide)
b)
Variasi alat yang dapat didengar ( tape recorder, dll).
c)
Variasi alat yang dapat diraba dan dimanipulasi (model, topeng,
patung, dll.)
c. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa
a)
Interaksi satu arah yaitu interaksi antara guru dan siswa,
dimana guru menempatkan diri sebagaipusat interaksi terhadap seluruh siswa.
b)
Interaksi Dua arah, yaitu merupakan interaksi yang dikembangkan
dari guru kepada siswa dan juga memberikan kesempatan kepada sisiwa untuk
berinteraksi kepada siswa.
c)
Interaksi Multi arah yaitu pola interaksi yang dikembangkan
antara guru dengan siswa dan siswa dengan guru dan juga interaksi antara siswa
sendiri secara bergantian
Diposting oleh
Reenha Bio09
di
22.13
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Jumat, 06 April 2012
LAPORAN UNIT Fertilisasi
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Perkembangan
Hewan dengan Judul “Fertilisasi” yang disusun oleh :
Nama : Trisnawati
NIM : 091404006
Kelas/Klp : A /VII
Jurusan
: Biologi
Telah diperiksa dan diteliti oleh Asisten dan Koordinator
Asisten, maka dinyatakan diterima.
Makassar, Januari
2011
Koordinator Asisten Asisten
Nurul Magfirah, S.Pd
Muh. Rizaldy Trias Jaya Putra Nim:
081404024
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
Drs. Adnan, M.S
NIP : 1965 02
201 1988 03 1 003
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Asal
mula terbentuknya makhluk hidup adalah bersatunya ( meleburnya inti) dua sel
kelamin dari induk betina (sel telur) dan jantan (sel sperma). Proses peleburan tersebut dinamakan dengan
fertilisasi. Fertilisasi pada makhluk hidup berlangsung dengan dua cara, ada
yang melalui fertilisasi internal misalnya hewan darat dan ada pula melalui fertilisasi eksternal
misalnya hewan akuatik. Proses fertilisasi akan menghasilkan zigot. Zigot hasil
fertilisasi inilah yang akan terus berkembang menjadi embrio dan melalui
serangkaian tahapan pembelahan sampai terbentuk individu yang sebenarnya.
Pada
mamalia, umumnya fertilisasi tersebut terjadi di dalam tubuh induknya, Mencit
atau Mus musculus ialah salah satu
hewan mamalia yang melakukan proses fertilisasi internal atau terjadi di dalam
tubuh individu betina. Sebelum terjadinya proses fertilisasi ini hal yang
menarik adalah peristiwa prafertilisasi. Peristiwa ini ditandai dengan
kharakteristik yang khas, yaitu peristiwa estrus pada hewan betina. Terdapat
perilaku yang khas dalam tiap fase dalam masa estrus pada mencit ini. Pertemuan
kedua gamet terjadi di dalam saluran reproduksi betina.
Fertilsasi
itu sendiri amat dipengaruhi oleh siklus reproduksi pada hewan betina. Oleh
karenanya penting bagi kita sebagai mahasiswa untuk melakukan pengamatan
terhadap fertilisasi tersebut. Dimulai dari pengamatan terhadap siklus
reproduksi betina, dalam hal ini siklus estrus pada mencit. Agar kita dapat
lebih mengetahui kapan fase estrus tersebut, dan bagaimana ciri-ciri seekor
mencit yang sedang dalam fase estrus. Begitu pula pada saat telah hamil, mencit
tersebut akan menunjukkan ciri khusus, misalnya terbentuknya sumbat vagina.
Pengamatan secara langsung tersebut akan memudahakan kita untuk dapat lebih
memahami proses fertilisasi yang terjadi pada makhluk hidup, khususnya pada
mencit
B.
Tujuan Praktikum
1.
Dapat
memahami dan meiliki keterampilan dalam mengawinkan mencit
2.
Memiliki
pemahaman yang lebih baik mengenai
proses fertilisasi pada mamlia
C.
Manfaat
Praktikum
Manfaat
dilaksanakannya praktikum ini ialah agar mahasiswa dapat memahami dan memiliki
keterampilan yang baik dalam mengawinkan mencit dan agar mahasiswa dapat
memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai proses fertilisasi pada mamalia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tahap yang mengawali proses perkembangan
hewan setelah gametogenesis adalah fertilisasi. Proses ini mempertemukan kedua
macam gamet dan sekaligus mempertahankan jumlah kromosom anakan tetap diploid
seperti induknya. Proses perkawinan pada mamalia melibatkan perilaku seksual
yang khas yang dikendalikan oleh hormon seks. Selain itu, hormon seks juga
mempengaruhi siklus reproduksi pada hewan betina. Hewan betina pada umumnya
menjadi reseptif terhadap hewan jantan pada saat berada pada tahap/masa estrus.
Setelah diketahui bahwa mencit betina berada pada tahap/masa estrus, maka
mencit betina dipelihara dalam satu kandang dengan seekor mencit jantan agar
terjadi perkawinan. Mencit betina yang bunting dipisahkan dari mencit betina
dan dipelihara hingga melahirkan. Fertilitas betina diamati berdasarkan jumlah
implantasi dan jumlah anakan (Adnan, 2010).
Masuknya
spermatozoa ke dalam ovum disebut pembuahan. Setelah spermatozoa masuk, ovum
jadi berhasil tumbuh jadi individu baru. Disebut juga dengan istilah
fertilisasi. Ovum yang sudah dibuahi disebut zigot. Perkataan itu berarti
berpasangan atau berhubungan. Berasal dari peristiwa berpasangannya kedua pihak
kromosom gamet, yakni pihak jantan atau patroklin dan pihak betina atau matroklin. Masing-masing gamet
mengandung 1 N kromosom disebut haplont. Setelah terjadi pembuahan zigot
terdiri dari sel yang 2N disebut diplont. Zigot pun mengalami pertumbuhan
embryologis (Yatim, 2000).
Pembuahan, proses penyatuan gamet pria
dan wanita , terjadi di ampulla tuba fallopi. Bagian ini adalah bagian terluas
dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium. Spermatozoa dapat
bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama kira-kira 24 jam.
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam
saluran telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan
tuba. Perlu diingat bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita,
spermatozoa belum mampu membuahi oosit (Anonim, 2010).
Spesies yang melakukan fertilisasi
eksternal umumnya menghasilkan banyak sekali zigot, tetapi perbandingan yang
bertahan hidup dan berkembang lebih lanjut seringkali sangat sedikit jumlahnya.
Fertilisasi internal umumnya menghasilkan lebih sedikit zigot, tetapi hal
tersebut bias diimbangi oleh perlindungan yang lebih besar pada embro dan
pemeliharaan dan pengawasan yang lebih besar atas anak oleh induk jenis utama
perlindungan meliputi cangkang telur yang resisten, perkembangan embrio di
dalam saluran reproduksi induk betina, dan pemeliharaan telur dan keturrunan
oleh induk (Campbell, 2004).
Fertilisasi mulai bila sperma mulai benar-benar
melekat pada telur. untuk itu, sperma melepaskan enzim pencerna yang membuat
lubang pada lapisan protein pelengkap dan pada beberapa spesies pada sel-sel
folikel sisa, yang biasanya menyelubungi telur. kemudian sel sperma memasuki
telur. telur dalam hal ini terlihat memainkan peran penting, karena sperma terlihat
tertarik ke dalam. Unsur sitoplasmanya disusun kembali dengan cepat ( Claude,
2003).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu Praktikum
Hari/tanggal : Selasa/ 04 – 28 Desember
2010
Waktu : Pukul 09.10 s.d 10.00 WITA
Tempat :
Green House dan Laboratorium Biologi, Lantai II sebelah Timur FMIPA UNM
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
:
a.
Kandang mencit
b.
Papan seksi
c.
Alat bedah
d.
Botol minum mencit
e.
Timbangan
2.
Bahan
a.
Mencit
betina dan mencit jantan
b.
Sekam
c.
Makanan mencit
d.
Air
C.
Prosedur Kerja
1.
Mengawinkan
mencit
a.
Memelihara
seekor mencit yang sedang estrus dengan seekor mencit jantan dalam satu kandang, agar mencit tersebut dapat
berkopulasi.
b.
Memeriksa
sumbat vagina mencit betina pada pagi hari menandakan bahwa mencit telah kawin.
c.
Menimbang
berat badan mencit yang telah hamil tiap hari, untuk memastikan bahwa mencit
telah mengalami proses kehamilan.
d.
Memberi
makanan berupa pellet dan air minum secukupnya, serta mengganti sekam secara
periodik untuk menjaga sanitasi lingkungan
2.
Pengamatan
Fertilisas Mencit Betina
a.
Mematikan
mencit betina bencit yang telah hamil pada hari yang telah ditentukan.
Mengamati jumlah fetus hidup dan mati, implantasi korpus luteum dan seekor lagi
dibiarkan melahirkan alami.
b.
Untuk
pengamatan jumlah fetus hidup dan korpuis luteum adalah dengan membedah mencit
yang telah dimatikan pada bagian abdomennya, sehingga uterusnya kelihatan.
c.
Menghitung
jumlah fetus pada uterus dan mencatat jumlah untuk masing- masing tenduk
uterus.
d.
Menyentuh
fetus tersebut untuk mengetahui apakah fetus mati atau hidup.
e.
Membuka
uterus dan mencatat /mencari implantasi yang resorpsi.
f.
Menghiutng
jumlah dari masing tanduk uterus.
g.
Mengambil
kedua ovarium mencit tersebut dan menghiutng jumlah korpus luteum dari
masing-masing ovarium
h.
Untuk
menghiutng jumlah anakan adalah dengan menghitung jumlah anak yang lahir pada
mencit yang dibiarkan melahirkan secara alami dan mencatat data yang diperoleh
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
a.
Gambar ovarium
kontrol
Kelompok I
|
Kelompok 2
|
Kelompok 3
|
b.
Fetus Mencit
|
|
c.
Tabel Berat
Badan Mencit
Kelompok VII
No
|
Hari/Tanggal
|
Berat Badan
|
Keterangan
|
1
|
Sabtu/04
Desember 2010
|
22.3
gram
|
Belum hamil
|
2
|
Minggu/05
Desember 2010
|
26,8
gram
|
Belum hamil
|
3
|
Senin/06
Desember 2010
|
21,9
gram
|
Belum hamil
|
4
|
Selasa/07
Desember 2010
|
23,0
gram
|
Belum hamil
|
5
|
Rabu/08
Desember 2010
|
22,8
gram
|
Belum hamil
|
6
|
Kamis/09
Desember 2010
|
22,3
gram
|
Belum hamil
|
7
|
Jumat/10
Desember 2010
|
22,5
gram
|
Belum hamil
|
8
|
Sabtu/11
Desember 2010
|
22,5
gram
|
Belum hamil
|
9
|
Minggu/12
Desember 2010
|
22,4
gram
|
Belum hamil
|
10
|
Senin/13
Desember 2010
|
22,4
gram
|
Belum hamil
|
11
|
Selasa/14
Desember 2010
|
22,8
gram
|
Belum hamil
|
12
|
Rabu/15
Desember 2010
|
22,9
gram
|
Belum hamil
|
13
|
Kamis/16
Desember 2010
|
22,9
gram
|
Tidak hamil
|
14
|
Jumat/17
Desember 2010
|
22,4
gram
|
Tidak hamil
|
15
|
Sabtu/18
Desember 2010
|
21,5
gram
|
Tidak hamil
|
16
|
Minggu/19
Desember 2010
|
22,0
gram
|
Tidak hamil
|
17
|
Senin/20
Desember 2010
|
23,9
gram
|
Tidak hamil
|
18
|
Selasa/21
Desember 2010
|
22,5
gram
|
Tidak hamil
|
19
|
Rabu/22
Desember 2010
|
22,6
gram
|
Tidak hamil
|
20
|
Kamis/23
Desember 2010
|
23,2
gram
|
Tidak hamil
|
21
|
Jumat/24
Desember 2010
|
24,2
gram
|
Tidak hamil
|
22
|
Sabtu/25
Desember 2010
|
21,9
gram
|
Tidak hamil
|
23
|
Minggu/26
Desember 2010
|
22,1
gram
|
Tidak hamil
|
24
|
Senin/27
Desember 2010
|
24,2
gram
|
Tidak hamil
|
c.
Analisis Data
1.
Jumlah
korpus luteum : 9
2.
Jumlah
implantasi : 9
3.
Jumlah
fetus kanan : 5
4.
Jumlah
fetus kiri : 4
5.
Jumlah
fetus hidup : 9
6.
Jumlah
fetus mati : 0
7.
Embrio
yang diresorbsi : 1
8.
Kehilangan
gestasi : 0
Persentase
a. Persentase
implantasi (%) =
=
=
1%
b.
Persentase
kematian pasca implantasi (%)
=
=
=
0,11 %
c.
Persentase
kehilangan gestasi (%)
=
=
= 0%
d. Persentase fetus
mati (%) =
=
= 0 %
e. Persentase fetus
hidup (%) =
=
=100 %
f. Embrio yang
direbsorbsi (%) =
= = 0,11%
g.
Grafik berat badan mencit (Mus musculus)
d.
Pembahasan
Pada
saat melakukan praktikum fertilisasi dan reproduksi perkembangan embrio mencit,
kelompok kami mengalami kegagalan. Mencit betina yang telah kami satukan dengan
mencit jantan dalam beberapa hari ternyata tidak hamil. Pada awalnya, kami
mengira bahwa mencit kelompok kami telah hamil, hal ini disebabkan karena
adanya sumbat vagina yang kami temukan pada mencit betina, namun seiring
berjalannya waktu ternyata mencit tersebut tidak hamil, peristiwa ini disebut
dengan kehilangan gestasi. Kegagalan
ini mungkin disebabkan oleh
berbagai factor diantaranya :
1.
Mencit betina tidak dalam keadaan estrus pada saat terjadi penyatuan dengan
mencit jantan
2.
Mencit
sedang mengalami stress
3.
Usia
mencit betina belum cukup untuk dapat
melakukan reproduksi
4.
Kondisi
dari lingkungan tempat tinggal mencit yang kurang memadai
5.
Mencit
jantan mungkin tidak tertarik pada mencit betina
Menurut
teori (Adnan, 2009), fertilisasi yang terjadi pada mencit adalah fertilisasi
secara internal. Fertilisai yang terjadi pada mencit betina yang sedang dalam
masa estrus akan menghasilkan zigot. Fase estrus pada mencit dapat diamati
dengan melihat vulva mencit yang berwarna kemerahan dan bengkak. Sednagkan
mencit yang telah hamil dapat diketahui denag terbentuknya sumbat pada vagina
mencit.
Hewan
dimana fertilisasinya berlangsung secara internal, perjalanan sperma di luar
tubuh tidak berlangsung. Pada mamalia, sperma diantarkan ke saluran kelamin
betina melalui alat kelamin khusus yang sangat terspesialisasi yang disebut
penis. Sperma yang telah memasuki saluran kelamin betina selanjutnya meneruskan
perjalanannya menuju tempat berlangsungnya fertilisasi. Fertilisasi tersebut
dapat terjadi pada bagian anterior tuba vallopi dan dapat pula berlangsung pada
bagian posterior tuba vallopi.
Kecepatan
pergerakan sperma di dalam saluran kelamin betina tergantung pada speciesnya.
Pada mencit berkisar 15 menit. Pada mamalia, sperma yang telah mengalami
kapasitasi terikat secara khusus pada glikoprotein yang terdapat pada zona
pellusida. Selanjutnya soerma mengalami reaksi akrosom dan vesikula-vesikula
akrosom melepaskan enzim-enzim yang dikandungnya. Sejumlah enzim hidrolitik
yang dilepaskan membantu sperma menembus zona dan selanjutnya membran telur
berfusi dengan membran sperma. Hal ini menyebabkan inti sel sperma dapat
bersatu dengan membran plasma sel telur setelah tabung fertilisasi terbentuk.
Hal ini menyebabkan telur menjadi aktif, granula-granula korteks dilepaskan dan
melebur membentuk membran fertilisasi.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Mencit
betina akan melakukan perkawinan dengan mencit jantan apabila mencit betina
berada dalam fase estrus.
2.
Zigot hasil
fertilisasi akan tumbuh menjadi embrio yang akan menempel atau terimplantasi
pada dinding uterus
B.
Saran
1.
Praktikum
sehaarusnya lebih teliti dan serius dalam meakukan praktikum.
2.
Sebaiknya asisten
senantiasa mendampingi praktikanya pada saat praktikum berjalan agar praktikan
dapat megajukan pertanyan pada asisten apabila mereka menemui kesulitan.
3.
Sebaiknya pihak
laboratorium memperbaharui peralatan- peralatan lab yang biasa digunakan dalam
praktikum, agar praktikum dapat berjalan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi
Fmipa UNM.
Anonim.2010.Fertilisasi.http://gurungeblog.wordpress.com. Diakses pada tanggal
15 Januari 2010.
Campbell, Neil A., Reece, Jane B.,
Mitchell. 2004. Biologi Jilid 3 edisi ke
lima. Jakarta: Erlangga.
Claude, dkk. 2003. Zoologi Umum. Jakarta : Erlangga
Yatim. 2000. Embriologi. Bandung : Tarsito
Diposting oleh
Reenha Bio09
di
16.35
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Label:
All About BIOLOGI
Recent Doc
- All About BIOLOGI (4)
- RPP BIOLOGI (1)
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Mengenai Saya
- Reenha Bio09
- Nama saya Rina lengkap.x Trisnawati,,, Lahir d Sinjai Pada tanggal 18 Juli 1991,, sekarang sedang menempuh bangku perkuliahan D UNM (Universitas Negeri Makassar) FMIPA jurusan Pend. Biologi